Kamis, 05 April 2012

Menangkap Gejala, Menyemai Kreativitas




Judul : Brand Gardener


Penulis : Handoko Hendroyono


Penerbit : Literati


Tebal : 342 halaman


Terbit : I, Maret 2012



Perubahan-perubahan yang terjadi di berbagai bidang, telah memaksa praktisi komunikasi pemasaran untuk meresponnya dengan cepat. Jika tidak, kematian sebuah produk ataupun brand yang sedang ditangani, akan datang lebih cepat.

Persoalannya, gejala apa yang harus ditangkap? Lalu, bagaimana dan dimana gejala-gejala itu bisa ditangkap? Apa yang harus dilakukan oleh seorang praktisi komunikasi pemasaran untuk menanggapi isu-isu kontemporer di dunia marketing?

Buku berjudul Brand Gardener ini memberikan inspirasi bagi pembaca untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Penulisnya mengetengahkan berbagai fenomena serta fakta hasil pengamatan secara acak yang dapat mendorong praktisi komunikasi untuk memikirkan ulang cara mereka berkomunikasi kepada pasar.

Salah satu hal yang disampaikan alam buku ini adalah insight, yakni informasi yang diterima oleh seorang praktisi komunikasi pemasaran untuk menentukan formulasi ataupun bentuk komunikasi yang paling tepat.

Bagi penulis buku ini, insight adalah hal yang harus terus digali jika menginginkan sebuah komunikasi yang efektif. Semakin kaya insight yang dimiliki, semakin mudah formulasi komunikasi dibentuk.

Lalu bagaimana insight didapat? Dengan mencermati dan mengamati segala hal yang terjadi di sekitar. Kecenderungan komunitas tertentu dalam berperilaku, pola golongan tertentu dalam menggunakan uangnya, hingga culture trend di kalangan kelompok masyarakat, merupakan insight yang dapat dicermati di lingkungan.

Insight yang kaya dan berwarna tidak mungkin didapat hanya dengan melakukan perenungan di kamar ataupun melakukan perdebatan di dalam ruang meeting, namun seseorang harus melangkah keluar dan melihat fenomena yang ada.

Praktisi komunikasi tidak bisa tinggal diam, ia harus terus mencari, melihat semua gejala, merumuskan persoalan, melakukan simplifikasi realitas sehingga dapat melakukan komunikasi yang tidak hanya efektif, melainkan yang dapat menularkan kebaikan.

Mengapa kebaikan? Karena banyak kegiatan komunikasi pemasaran yang dianggap mendorong orang untuk konsumtif, melakukan pemborosan, bahkan menipu. Akibatnya perlu dilakukan sebuah upaya untuk mengubah persepsi ini. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menebarkan kebaikan lewat program komunikasi pemasaran yang dilakukan.

Buku ini berupaya mendorong pembaca untuk menangkap peristiwa-peristiwa sederhana yang seringkali luput dari pengamatan. Alasannya, peristiwa tersebut merupakan sumber insight yang tidak pernah kering untuk dieksplorasi.

Tak hanya itu, buku ini juga ingin memperlihatkan bahwa memahami audiens adalah hal yang seharunya pertama kali dilakukan. Memahami bagaimana audiens berinteraksi, bersosialisasi, serta berkepresi, adalah hal esensial sebelum merancang sebuah bentuk komunikasi pemasaran.

Kelebihan buku ini ialah gaya penulisannya yang santai dan tanpa kesan menggurui. Meskipun di sana-sini acap muncul terminologi pemasaran maupun periklanan, buku ini tetap dapat dikonsumsi secara ringan bagi siapa saja.

Gaya "bercerita" yang digunakan, membuat buku lebih dari sekadar menyampaikan kisah, melainkan juga seakan mengajak kita berjalan-jalan di taman komunikasi pemasaran yang dipenuhi kuncup-kuncup kreativitas.***

Tidak ada komentar: